Senin, 10 Agustus 2015

Waktu kita semakin pendek, sadarilah !

Ayah adalah Aku
Call me, DAD !
Wahai Ayah,

Bicara mengenai waktu kita pasti sepakat dan setuju 101 % kalau waktu itu takkan pernah bergerak mundur kebelakang atau takkan pernah berputar terbalik, kepastian akan bertambahnya umur kita adalah sebuah hal yang pasti dan takkan pernah kembali.

Wahai Bunda,

Bicara seberapa panjangkah umur kita, umur yang akan mendampingi masa-masa bahagia bercengkramana dengan anak-anak kita, pasti kita merasakan semakin pendek ya?

Ya...Waktu kita semakin pendek.

Anak-anak yang mulai beranjak dewasa, kita bersamai mereka ketika menangis, bermain dan terlelapnya, semuanya begitu singkat bukan?
Apakah kita akan terus menyanyikan lagu burung kakak tua, naik-naik naik kepuncak gunung atau banyak lagi lagu-lagu yang kita senandungkan sewaktgu mereka akan tidur atau sekedar menyenangkan hati anak kita.

Semakin lama anak-anak kita akan semakin dewasa, mereka akan menikah dan mempunyai keluarga lalu mandiri, sebegitu pendeknya waktu itu. Kemarin baru bermain lompat tali, baru saja meniupkan balon, bermain petak umpet, mengatakan hal yang terindah saat anak kita menggambar tembok rumah dengan begitu riangnya, walau tak jelas maksud dan tema dari coretan tangan-tangan mungil tersebut, yang pasti semakin bertambah umurnya akan semakin hilang kenangan itu.

Lihatlah bagaimana zaman berganti dengan tak terkendali, menggantikan yang tua dengan yang muda, lihatlah saat dulu merupakan sebuah kebahagiaan hanya dengan mendengarkan sebuah sandiwara radio, tapai anak-anak sekarang dengan begitu mudahnya berinteraksi dengan informasi yang dapat diakses 24 jam, beda zzaman beda gaya dan beda pendekatannya. Sungguh kehidupan kita dan anak-anak yang kita cintai seperti sebuah roda pedati yang diperjalankan.

Inilah pertanyaan yang perlu kita ulang-ulang agar perbaikan terus terjadi, karena perubahan tidak selalu membawa perbaikan, karena perubahan tak mengenal kata henti juga seperti halnya waktu yang terus berputar.

  1. Kebaikan apa yang telah tersemai dan terpatri erat didalam relung jiwa anak kita.
  2. Kebaikan dan akhlaq budi pekerti seperti apakah yang sudah anak kita miliki serta sudah kita berikan teladan yang akan memberikan manfaat dihari kemudian.
  3. Sudah seberapa kuat karakter anak-anak kita, seberapa besar cita-citanya dan selalukah anak kita rindu akan mengerjakan kebaikan-kebaikan yang akan membawa kepada keuntungan dunia dan hari nanti.
Duhai Ayah & Bunda, waktu kita sangat terbatas, waktu kita sangat pendek tak terkira, tataplah erat-pekat wajah anak-anak kita, lantunkan dan senandungkan do'a-do'a pewaris kehidupan agar relung jiwa mereka menjadi hidup dan selalu tumbuh berkembang.

Mari kita sapa selalu hati-hati mereka, hati anak-anak yang penuh kerinduan...mari kita ceritakan kepadanya bahwa ditengah waktu yang sangat pendek ini kita tetap melakukan perbaikan dalam berjuang mendidik & membesarkan mereka.

Semoga do'a mu takkan pernah putus-putus untuk kami ya nak, ayah bunda mu.
Ayah harus berubah & bunda pun menjadi pendukung setia
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar